For pilgrims, performing Hajj fulfills a religious obligation, but it's also a deeply spiritual experience of a lifetime for many. It's seen as a chance to seek God's forgiveness for past sins, to grow closer to God and to walk in the footsteps of prophets.
Performing Hajj
Thowaf
Tiba di Makkah dan Persiapan Melakukan Tawaf
Beristirahat setelah tiba di hotel, sebagaimana sunnah Nabi SAW dan melakukan orientasi lingkungan tempat tinggal; setelah cukup istirahat berangkat ke Masjidil Haram untuk melakukan thawaf dan sa'i
Mandi sunnah sebelum berangkat ke Masjidil Haram, kemudian berwudhu;
Memasuki Masjidil Haram disunahkan melalui pintu Bani Syaibah, tetapi jika kondisi tidak memungkinkan, maka boleh masuk melalui pintu yang mana saja dan berdoa;
Mendahulukan kaki kanan ketika memasuki Masjidil Haram;
Melihat Ka'bah disunahkan berdoa dan mengangkat tangan;
Menuju tempat thawaf dengan bersikap santun, tidak terburu-buru. Jika kondisi penuh dan berdesakan agar bersabar. Jika terdorong orang lain agar memaafkan seraya terus menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang suci dan sedang menjadi tamu Allah;
Memastikan dirinya dalam keadaan suci dari hadats, pakaiannnya suci dari najis dan auratnya tertutup.
Thawaf
Tawaf dimulai dari Hajar Aswad. Setiba di rukun Aswad, jemaah disunahkan menyentuhnya, beristilam dan menciumnya jika memungkinkan, dengan tanpa menyakiti dan melukai orang lain saat berdesakan di dekat Hajar aswad. Jika tidak memungkinkan menyentuh Hajar Aswad, jemaah bisa beristilam dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad lalu mencium tangannya. Jika hal itu juga tidak memungkinkan, cukup menghadapkan badan ke Ka'bah memberi isyarat dengan tangan dan mengecupnya dengan mengucapkan:
Pada thawaf putaran kedua dan seterusnya jemaah cukup menghadapkan muka ke arah Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil membaca:
Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha
Thawaf dilakukan tujuh kali putaran menge lilingi Ka'bah dengan memosisikan Ka'bah di sebelah kiri badan.
Selama thawaf disunatkan berdzikir dan berdoa atau membaca AI-Qur'an, dibaca dengan suara lirih agar lebih khusyu' dan tidak mengganggu jemaah lain;
Setiap sampai di Rukun Yamani, jemaah disunahkan mengusap Rukun Yamani (istilam); jika tidak memungkinkan, cukup dengan mengangkat tangan tanpa mengecup dan mengucapkan:
Setiap perjalanan antara rukun Yamani dan rukun Aswad jemaah disunahkan membaca doa;
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka." AI-Baqarah[2]:201.
Jemaah laki-laki disunahkan melakukan lari lari kecil pada tiga putaran pertama;
Jemaah laki-laki disunahkan juga melakukan idhthiba' pada seluruh putaran thawaf;
Selama thawaf jemaah agar berhati-hati dengan berusaha agar tidak bersentuhan kulit dengan lain jenis yang bukan mahramnya (ajnabi) sebab bisa membatalkan wudhu;
Saat kondisi tempat tawaf padat, semua jemaah agar bersabar dan mengendalikan diri agar untuk tidak berusaha menghalang halangi dan mendahului orang lain;T
Tawaf dapat dilakukan di lantai satu, dua, tiga, dan lantai empat
Jemaah memulai tawaf searah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau. Jemaah memulai thawaf dengan menghadapkan tubuhnya ke arah Hajar Aswad. Setelah tujuh putaran, jemaah mengakhiri thawaf sea rah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau, tempat ia memulai thawaf.
Jemaah udzur atau sakit dapat melaksanakan tawaf dengan kursi roda di lantai satu, lantai dua, atau lantai empat. Kursi roda bisa dibawa sendiri olehjamaah atau menyewanya beserta biaya jasa pendorongnya. Jemaah udzur atau sakit juga dapat melakukan tawaf dan sa'i dengan menyewa 'arabah kahrubaiyyah (skuter matik) roda empat bertenaga baterai. Fasilitas ini disediakan di lantai tiga mezzanine.
Selama thawaf jemaah dilarang menyentuh dinding Ka'bah, Hijir Ismail, dan Syadzarwan (pondasi Ka'bah). Menyentuh bagian-bagian itu membatalkan putaran tawaf yang sedang dilaksanakan. Sedangkan putaran sebelum dan sesudahnya tetap sah. Dalam kasus seperti ini, jemaah harus menambah putaran sebanyak putaran yang batal tadi.
Disunahkan mencium hajar aswad, tapi jika situasidankondisidi sekitar Hajar Aswad sangat padat disarankan untuk tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad dalam kondisi berdesakan. Berdesakan antara lelaki dan perempuan dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain hukumnya ha ram, terlebih lagi dengan membayar orang untuk membantu melapangkan jalan dan menghalangi jalan orang lain;
Apabila jemaah merasa ragu dengan jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan, harus mengambil hitungan yang paling sedikit lalu menambah putaran tawaf hingga genap menjadi tujuh putaran.
Sesudah thawaf disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam lbrahim atau tempat manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa;
Berdoa di Multazam, yaitu suatu tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Jika kondisinya tidak memungkinkan karena padat, jemaah bisa mengambil tempat yang searah dengan Multazam;
Setelah jemaah selesai melaksanakan salat sunah thawaf, dan berdoa di Multazam, jemaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang telah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian berdoa.
Shalat sunat di Hijir Ismail adalah shalat sunat mutlak yang tidak ada kaitannya dengan thawaf. la tidak harus dilaksanakan setelah tawaf, namun dapat dilaksanakan kapan saja bila keadaan memungkinkan.
Beristirahat setelah tiba di hotel, sebagaimana sunnah Nabi SAW dan melakukan orientasi lingkungan tempat tinggal; setelah cukup istirahat berangkat ke Masjidil Haram untuk melakukan thawaf dan sa'i
Mandi sunnah sebelum berangkat ke Masjidil Haram, kemudian berwudhu;
Memasuki Masjidil Haram disunahkan melalui pintu Bani Syaibah, tetapi jika kondisi tidak memungkinkan, maka boleh masuk melalui pintu yang mana saja dan berdoa;
Mendahulukan kaki kanan ketika memasuki Masjidil Haram;
Melihat Ka'bah disunahkan berdoa dan mengangkat tangan;
Menuju tempat thawaf dengan bersikap santun, tidak terburu-buru. Jika kondisi penuh dan berdesakan agar bersabar. Jika terdorong orang lain agar memaafkan seraya terus menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang suci dan sedang menjadi tamu Allah;
Memastikan dirinya dalam keadaan suci dari hadats, pakaiannnya suci dari najis dan auratnya tertutup.
Thawaf
Tawaf dimulai dari Hajar Aswad. Setiba di rukun Aswad, jemaah disunahkan menyentuhnya, beristilam dan menciumnya jika memungkinkan, dengan tanpa menyakiti dan melukai orang lain saat berdesakan di dekat Hajar aswad. Jika tidak memungkinkan menyentuh Hajar Aswad, jemaah bisa beristilam dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad lalu mencium tangannya. Jika hal itu juga tidak memungkinkan, cukup menghadapkan badan ke Ka'bah memberi isyarat dengan tangan dan mengecupnya dengan mengucapkan:
Pada thawaf putaran kedua dan seterusnya jemaah cukup menghadapkan muka ke arah Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil membaca:
Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha
Thawaf dilakukan tujuh kali putaran menge lilingi Ka'bah dengan memosisikan Ka'bah di sebelah kiri badan.
Selama thawaf disunatkan berdzikir dan berdoa atau membaca AI-Qur'an, dibaca dengan suara lirih agar lebih khusyu' dan tidak mengganggu jemaah lain;
Setiap sampai di Rukun Yamani, jemaah disunahkan mengusap Rukun Yamani (istilam); jika tidak memungkinkan, cukup dengan mengangkat tangan tanpa mengecup dan mengucapkan:
Setiap perjalanan antara rukun Yamani dan rukun Aswad jemaah disunahkan membaca doa;
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka." AI-Baqarah[2]:201.
Jemaah laki-laki disunahkan melakukan lari lari kecil pada tiga putaran pertama;
Jemaah laki-laki disunahkan juga melakukan idhthiba' pada seluruh putaran thawaf;
Selama thawaf jemaah agar berhati-hati dengan berusaha agar tidak bersentuhan kulit dengan lain jenis yang bukan mahramnya (ajnabi) sebab bisa membatalkan wudhu;
Saat kondisi tempat tawaf padat, semua jemaah agar bersabar dan mengendalikan diri agar untuk tidak berusaha menghalang halangi dan mendahului orang lain;T
Tawaf dapat dilakukan di lantai satu, dua, tiga, dan lantai empat
Jemaah memulai tawaf searah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau. Jemaah memulai thawaf dengan menghadapkan tubuhnya ke arah Hajar Aswad. Setelah tujuh putaran, jemaah mengakhiri thawaf sea rah dengan Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau, tempat ia memulai thawaf.
Jemaah udzur atau sakit dapat melaksanakan tawaf dengan kursi roda di lantai satu, lantai dua, atau lantai empat. Kursi roda bisa dibawa sendiri olehjamaah atau menyewanya beserta biaya jasa pendorongnya. Jemaah udzur atau sakit juga dapat melakukan tawaf dan sa'i dengan menyewa 'arabah kahrubaiyyah (skuter matik) roda empat bertenaga baterai. Fasilitas ini disediakan di lantai tiga mezzanine.
Selama thawaf jemaah dilarang menyentuh dinding Ka'bah, Hijir Ismail, dan Syadzarwan (pondasi Ka'bah). Menyentuh bagian-bagian itu membatalkan putaran tawaf yang sedang dilaksanakan. Sedangkan putaran sebelum dan sesudahnya tetap sah. Dalam kasus seperti ini, jemaah harus menambah putaran sebanyak putaran yang batal tadi.
Disunahkan mencium hajar aswad, tapi jika situasidankondisidi sekitar Hajar Aswad sangat padat disarankan untuk tidak memaksakan diri mencium Hajar Aswad dalam kondisi berdesakan. Berdesakan antara lelaki dan perempuan dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain hukumnya ha ram, terlebih lagi dengan membayar orang untuk membantu melapangkan jalan dan menghalangi jalan orang lain;
Apabila jemaah merasa ragu dengan jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan, harus mengambil hitungan yang paling sedikit lalu menambah putaran tawaf hingga genap menjadi tujuh putaran.
Sesudah thawaf disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam lbrahim atau tempat manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa;
Berdoa di Multazam, yaitu suatu tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Jika kondisinya tidak memungkinkan karena padat, jemaah bisa mengambil tempat yang searah dengan Multazam;
Setelah jemaah selesai melaksanakan salat sunah thawaf, dan berdoa di Multazam, jemaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang telah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian berdoa.
Shalat sunat di Hijir Ismail adalah shalat sunat mutlak yang tidak ada kaitannya dengan thawaf. la tidak harus dilaksanakan setelah tawaf, namun dapat dilaksanakan kapan saja bila keadaan memungkinkan.